Prosesi upacara adat Ngarot ini sendiri akan mulai
dilaksanakan pada tanggal 19 Nopember 2014 dengan agenda acara Ngibing bersama
group Jiduran di rumah kepala desa yang akan dimulai pukul 19.30 s.d. selesai.
Esok harinya di hari H tanggal 19 Nopember 2014, sebelum upacara inti dimulai
warga sekitar akan melakukan persiapan merias mahkota bunga untuk perawan desa
di rumah RT/RW setempat sekitar pukul 06.00 wib, selanjutnya acara akan diisi
dengan helaran dan prosesi upacara adat yang akan dimulai pukul 08.00 wib di
rumah kepala desa menuju balai desa.
Sekilas NGAROT
NGAROT-adalah merupakan upacara tradisional masyarakat Desa
Lelea Kabupaten Indramayu yang dilakukan pada saat tibanya musim menggarap sawah,
yaitu menjelang musim hujan sekitar bulan Oktober sampai Nopember. Ada pun
harinya telah ditetapkan, yaitu hari Rabu yang dipercayai oleh masyarakat bahwa
hari Rabu mempunyai sifat bumi yang cocok untuk mengawali musim tanam.
Ngarot berasal dari kata ”Nga–rot” (basa Sunda) yaitu istilah
minum/ngaleueut. Adapun Kasinoman asal kata Sinom yaitu daun asam muda yang
diartikan sekelompok muda-mudi yang dinamis dan kreatif.
Adat ini melibatkan muda-mudi untuk turut serta dalam upacara
tesebut. Uniknya hanya pemuda dan pemudi yang masih menjaga kesuciannya yang
boleh ikut dalam acara ini, dimana para gadis desa peserta upacara dihias
dengan mahkota bunga di kepalanya sebagai lambang kesucian. Dan konon jika
bunga yang di kepalanya layu seketika maka itu yang sudah tidak suci lagi.
Upacara Adat Ngarot dimulai seiak abad 17 M sekitar tahun
1686, yang pertama melaksanakan Upacara Adat Ngarot adalah salah seorang Tokoh
masyarakat yang bernama Ki Kapol yang selanjutnya menjadi Kuwu Desa Lelea ke II
setelah Cangga Wreni (Kuwu ke I). Sedangkan peninggalan Ki Kapol dari Banten yang
telah rela memberikan sebidang sawah seluas 26.100 m2, yang masih terpelihara hingga
sekarang yaitu Sawah Kasinoman, sawah yang digarap oleh para Kasinoman
(muda-mudi) dengan tujuan hasil dari sawah tersebut dijadikan biaya
Upacara/pesta Ngarot tahun berikutnya.
Pagi hari, sebelum upacara di mulai, puluhan gadis dan
perjaka berkumpul di tempat ketua RT yang ada di blok yang tersebar di desa,
untuk didandani dengan hiasan mahkota bunga, sementara bunga yang digunakan
adalah bunga kenanga, lalu mereka berangkat ke rumah kepala desa dimana tempat
dimulainya acara tersebut.
Suasana semakin ramai ketika para peserta upacara Ngarot
berkumpul di rumah kepala desa dan dihibur dengan Jidur, sejenis musik tradisional
yang menyerupai Tanjidor dari Betawi. Setelah mereka berkumpul, lalu diarak
keliling desa dan berakhir dibalai desa. Tarian topeng khas Bapak Carpan
menyambut kedatangan rombongan arak-arakan tersebut. Sedangkan sari sisi yang
berbeda, para penari Ronggeng Kethuk siap untuk Ngibing bersama.
Komentar
Posting Komentar